http://sanitaloves.blogspot.com

Kamis, 19 Juni 2008

SERBASERBI RAMALAN

SERBASERBI RAMALAN

Sebagian besar teman-teman wanita saya senang dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan ramalan apalagi jika sumber ramalan tersebut seringkali tepat. Khususnya masalah ramalan percintaan yang identik dengan kata jodoh pacar, bahkan lebih dasyat dari pertanyaan yang berkaitan dengan rejeki, karir dan kesialan ramalan sering digunakan sebagai jalan keluar untuk prediksi kedepan. Bahkan tidak sedikit yang mendaftar pada layanan sms ramalan yang banyak di tawarkan di berbagai media masa.
Sebenarnya ramalan itu dibutuhkan manusia untuk dapat mengetahui sesuatu yang belum pasti sebab kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di kehidupan ini terlalu banyak. Apalagi hal tersebut menyangkut hal-hal yang penting untuk okuran orang yang menginginkan ramalan tersebut
Salah satu peramal papan atas Indonesia dalam iklannya berkata “ramalan bukan cara untuk menghindari sesuatu hal yang akan terjadi sebab yang akan terjadi pasti terjadi”. Dari kalimat ini sudah jelas tergambar bahwa takdir tidak dapat dirubah dengan ramalan
Peramal papan atas Indonesia lainnya bahkan menawarkan solusi dari ketakutan-ketakutan itu, bukan hanya semat-mata prediksi akan masalah yang di takuti oleh kliennya. Peramal papan atas ini menawarkan solusi berupa mantra dan tuntunan hidup dengan mempergunakan metode penghitungan hari jawa kuno yang dikenal dengan “weton”.
Kalu teori saya lain. Coba kita tengok kembali pengalaman hidup kita kebelakang, teori saya pribadi, hidup ini adalah kumpulan dari berbagai macam pasangan rasa (sebagian besar rasa berpasang-pasangan), misalnya rasa sedih dan gembira; rasa marah dan senang; rasa benci dan rindu dan lain sebagainya. Mari kita lanjutkan dasar pemikiran kita ini dengan tahapan mengenal posisi dimana kita merasa terbuai bahagia, merasa orang yang paling beruntung di dunia ini. Sebelumnya saya mau memberikan sebuah contoh kasus, ketika saya masuk keruangan yang sejuk dan dingin setelah lama beraktivitas diluar ruangan yang suhunya panas (Jakarta booo, puaness bangettt), luar biasa senagnya, kami berdua tertawa gembira layaknya memenangkan lotre milyaran rupiah. Namun setelah beberapa jam di dalam, saya sudah kehilangan rasa bahagia itu dan layaknya orang lain kembali bosan dengan situasi. Atau contoh lain ketika saya bertengkar dengan calon suami saya yang akan menikahi saya tanggal 9 Agustus 2008 ini saya merasa benci banget dan ingin detik itu juga dia pergi dari hadapan saya. Namun ketika semua prosesi penyelesaian masalah selesai dan kami mendapatkan solusi yang berujung kepada kesejahteraan bersama, jiwa humor yang tertutupi oleh beban hidup yang memaksa kita mengetatkan ikat pinggang, keluar kembali. Selera humor yang mampu membuat saya tertawa terpingkal-pingkal, beda dari kesan seram dan jantan dari pencaran air mukanya. Dan setelah prosesi tertawa terpingkal-pingkal itu selesai, kehidupan berjalan datar lagi dan kenikmatan yang saya rasakan juga berlahan-lahan menurun ke level yang biasa saja, maksud saya tidak ada rasa benci atau tidak ada rasa ingin memeluknya seharian penuh yang saya selalu rasakan ketika pertengkaran usai. Maka kesimpulan saya kenikmatan itu berada antara ada dan tiada, atau dengan bahasa lain kenikmatan hidup yang luar biasa berada diantara posisi rasa yang berlawanan, posisi diantara rasa marah dan senang dan lain sebagainya..
Kembali keramalan. Hasil ramalan berujung kepada dua, tepat dan meleset, sebab bukan rahasia lagi bahwa hamya Tuhan yang tahu apa yang terjadi esok hari. Ramalan yang benar akan membuat senang sang pasien dan sang peramal, ramalan yang salah akan mengecewaan pasien dan akan memaksa peramal membuat ramalan baru atau memberikan alasan kenapa ramalan meraka tidak joss. Dari sisi pasien atau orang yang ingin diramal sebenarnya tujuan untuk mendapatkan kebahagian di dalam hidup sudah membuang-buang energi. Hal ini disebabkan kebahagiaan itu adalah sesuatu yang berada di tengah-tengan solusi dan masalah, sedangkan dengan meramal kita berusaha menghidari masalah. Bayangkan anda sebagai Seseorang yang berhutang banyak akan merasa bersukur sekali akan kehidupannya jika hutang-hutang itu di buat lunas tanpa syarat apapun dari pemberi piutang. Beda halnya jika anda tidak berhutang dan hanya mendengan kesaksian orang yang menjalani muzisat itu.
Intinya hidup ini janganlah takut dengan masalah. Dalam pengambilan keputusan hendaknya dihitung konsekwensi dan resiko yang kita anggap metode alamiah yang mengambil alih posisi ramalan sebab Tuhanlah yang menentukan apa yang terjadi. Dan nikmatilah rasa ekstra bahagia dikala anda berada di tengah rasa yang berlawan, katika melangkah kelaur dari masalah menuju kemengan yang aan di lanjutkan dengan masalah baru lagi yang selalu disipi oleh rasa bahagia yang tak terperi.

By: Sanita Robengka Nainggolan

Tidak ada komentar: